Seorang ayah mengajak anaknya jalan-jalan ke gunung. Karena asyik menikmati pemandangan, anaknya tersandung batu dan jatuh, dan kakinya luka.
“Aduuuuuhh!” serunya.
Tiba-tiba ia mendengar kembali seruannya dari suatu tempat di gunung,
“Aduuuuuhh!”.
Karena merasa aneh dan ingin tahu, si anak lalu berseru lantang,
“Siapa kamu?”.
Kembali ia mendengar suara yang mengulang pertanyaannya,
“Siapa kamu?”.
Si anak jengkel karena suara itu kembali mengulangi pertanyaannya. Dengan marah ia berkata,
“Kamu pengecut!”
Suara itu kembali mengulang seruannya,
“Kamu pengecut!”
Si anak heran, lalu bertanya kepada ayahnya, “Mengapa bisa begitu?” Ayahnya tersenyum dan berkata, “Coba perhatikan baik-baik, nak!”
Sesudah berkata begitu, si ayah berseru kepada gunung,
“Saya kagum padamu!”
Dan suara itu kembali terdengar,
“Saya kagum padamu!”
Si Ayah berseru sekali lagi,
“Kamu hebat!”
Suara itu kembali terdengar,
“Kamu hebat!”.
Si anak heran. Ayahnya lalu menjelaskan, suara yang berulang itu disebut gema yang datang dari alam dan dalam hidup juga seperti itu.
*****
Hidup memberikan kembali segala sesuatu yang kita katakan atau lakukan. Hidup kita adalah pantulan dari tindakan-tindakan kita.
Jika kita ingin mendapatkan banyak kebaikan dan kasih sayang dalam hati kita maka banyaklah berbuat kebaikan dan kasih sayang untuk orang lain. Jika kita tekun meningkatkan kemampuan, kita akan menjadi orang yang tangguh. Hal ini berlaku sesuatu, dalam segala aspek.
Hidup memberikan kembali segala sesuatu yang kita berikan. Hidup bukan suatu kebetulan, tapi cerminan dari sikap dan perilaku kita.