Seorang ustad yang cukup terkenal didatangkan dari kampung lain untuk memberi ceramah. Sesudah dipanggil oleh pembawa acara, sang ustad naik ke mimbar. Ustad itu mengenakan baju muslim lengkap. Baju koko yang disetrika licin, sarung, dan peci telah terpakai manis ditubuhnya.
Sambil tersenyum, sang ustad tadi bertanya kepada yang hadir di situ,
“Coba tebak, apa agama saya?”
Sambil senyam-senyum hadirin itu serentak menjawab, “Islaaam..!!!”
Lalu Ustad melepas pecinya. Kemudian bertanya lagi,
“Apa agama saya?”
Hadirin pun menjawab lagi, “Islaaam..”
Sang ustad melepas baju kokonya dan berganti dengan t-shirt lusuh. Tidak hanya itu, ia juga melepas sarungnya. Ternyata dia masih menggunakan celana pendek selutut dibalik sarung tersebut. Sekarang sang ustad hanya memakai t-shirt lusuh dan celana pendek selutut.
Kemudian ia melontarkan pertanyaan retoris pada hadirin,
Sang ustad melepas baju kokonya dan berganti dengan t-shirt lusuh. Tidak hanya itu, ia juga melepas sarungnya. Ternyata dia masih menggunakan celana pendek selutut dibalik sarung tersebut. Sekarang sang ustad hanya memakai t-shirt lusuh dan celana pendek selutut.
Kemudian ia melontarkan pertanyaan retoris pada hadirin,
“Apakah anda semua masih yakin saya Islam?”.
Belum sempat para hadirin menjawab, sang ustad berkata lagi,
“Seperti inilah cara Tuhan melihat umatnya… khotbah selesai, sekian dan terima kasih.”
Sambil tersenyum ustad itu turun dari mimbar diiringi puluhan mata yang menatapnya sambil tertegun dan bingung.
Cerita diatas merupakan salah satu cara pengajaran yang cukup nakal tapi cerdas. Lewat bergantinya aksesoris yang ustad pakai, ia berharap hadirin bisa memahami sesuatu yang memang tidak bisa diungkapkan kata-kata. Secara tidak langsung Ustad tersebut mengajarkan kepada jamaah bahwa tampilan fisik manusia yang berubah tidak akan menghilangkan identitas seseorang di mata sang pencipta.
******
Cerita diatas merupakan salah satu cara pengajaran yang cukup nakal tapi cerdas. Lewat bergantinya aksesoris yang ustad pakai, ia berharap hadirin bisa memahami sesuatu yang memang tidak bisa diungkapkan kata-kata. Secara tidak langsung Ustad tersebut mengajarkan kepada jamaah bahwa tampilan fisik manusia yang berubah tidak akan menghilangkan identitas seseorang di mata sang pencipta.
Mudah-mudahan sebagai hamba yang selalu mengimani sang pencipta, walaupun berbeda dalam status sosial, jenis pekerjaan dan strata sosial, kita bisa senantiasa istikomah untuk selalu melaksanakan ibadah kita yang terbaik untuk menggapai ridho-NYA, Amin...