Karya-karya selanjutnya pada akhirnya selalu ditunggu oleh para pembacanya karena dalam setiap lanjutan karyanya, Andrea Hirata selalu menyisipkan banyak petuah moral.
“Ini aku! Putra ayahku! Berikan padaku sesuatu yang besar untuk kutalukkan! Beri aku mimpi-mimpi yang tak mungkin karena aku belum menyerah! Takkan pernah menyerah. Takkan pernah!” (Andrea Hirata, Padang Bulan)
“Hidup ini memang dipenuhi orang-orang yang kita inginkan, tetapi tak menginginkan kita, dan sebaliknya.” (Andrea Hirata, Ayah)
“Orang-orang yang menang di hidup tidak selalu kuat, cepat, pintar.pada akhirnya yang menang adalah orang yang percaya pada dirinya sendiri.” (Andrea Hirata)
“..Pamanku yang berjiwa lapang dan merupakan umat Nabi Muhammad yang amat pemurah, menyediakan kopi miskin dalam menu warungnya. Sesekali, secara diam-diam, pamanku menyuruh kami menambahkan gula untuk kopi miskin, karena ia tak sampai hati pada kaum yang papa itu. Namun aneh, pembeli melarat yang telah terbiasa dengan kopi miskin malah tak menyukai hal itu. Pelajaran moral nomor dua puluh dua: kemiskinan susah diberantas karena pelakunya senang menjadi miskin.” (Andrea Hirata, Dwilogi Padang Bulan)
“Jika hati kita tulus berada di dekat orang berilmu, kita akan disinari pancaran pencerahan, karena sesungguhnya kepintaran sangat mudah menjalar.” (Andrea Hirata, Laskar Pelangi)
“-Kalau aku susah, cukuplah kutangisi semalaman. Semalam suntuk. Esoknya aku tak mau lagi menangis. Aku bangun dan tegak kembali-” (Andrea Hirata, Maryamah Karpov: Mimpi-mimpi Lintang)
“Darinya, aku mengambil filosofi bahwa belajar adalah sikap berani menantang segala ketidakmungkinan; bahwa ilmu yang tak dikuasai akan menjelma di dalam diri manusia menjadi sebuah ketakutan. Belajar dengan keras hanya bisa dilakukan oleh seorang yang bukan penakut.” (Andrea Hirata, Cinta di Dalam Gelas)
“Stop dreaming is the tragedy...” (Andrea Hirata, Sang Pemimpi)
“Hal paling sinting yang mungkin dilakukan umat manusia di muka bumi ini sebagian besar berasal muasal dari cinta” (Andrea Hirata, Padang Bulan)
“Sejarah telah memperlihatkan semua hal tentang kerakusan, kesombongan, kekejaman, keikhlasan, pengorbanan, dan daya juang di mana semua orang dapat becermin. Namun tampaknya manusia lebih bernafsu membuat sejarah ketimbang belajar dari sejarah.” (Andrea Hirata, Sebelas Patriot)